Senin, 23 Juli 2007

Ulasan Fundamental

Dollar kembali tertekan di akhir perdagangan minggu ini dipicu oleh diungkitnya masalah kredit macet sehingga sector saham Wall Street terimbas dimana dollar dilepas oleh investor guna mengambil untung terlebih dahulu di Wall Street. Kekuatiran masalah kredit masih menjadi pokok persoalan dollar yang tidak sanggup bangkit akhir-akhir ini. President the Fed St. Louis William Poole sempat membesarkan hati bahwa terpuruknya dollar tidak akan mengganggu laju inflasi di AS dan upaya ini cukup berhasil untuk meredam aksi jual dollar di pasar.
Penguatan dari euro didukung oleh pernyataan chairman ECB Jean-Claude Trichet bahwa pihaknya masih pada jalurnya untuk mengamati resiko dari harga-harga yang nampak masih akan mengalami kenaikan, sehingga peluang ECB rate masih terbuka lebar untuk dinaikkan kembali.
Sedangkan dari Inggris, data pertumbuhan ekonomi Inggris kembali naik sehingga peluang pengetatan moneter di Inggris masih terbuka lebar, sehingga pada perdagangan semalam sterling kembali mencetak rekor tertingginya sejak medio 1981an lalu.
Mata uang yang mempunyai nilai suku bunga kecil sangat berperan sangat besar pada perdagangan kali ini karena yen dan swissy menguat tajam terhadap mata uang utama lainnya. Selain didukung oleh naiknya harga-harga di Swiss, kenaikan suku bunga China yang diumumkan People’s Bank of China Jum’at sore waktu setempat, memberi ruang bagi Bank of Jepang untuk mengikuti jejak bank sentral negeri tirai bambu tersebut. Selain itu penguatan yen dan swissy juga didukung oleh aksi-aksi carry trade yang kembali muncul di pasar karena kedua mata uang tersebut mempunyai resiko investasi terkecil menurut pasar.
Fokus event yang dapat mempengaruhi pasar keuangan di Senin seperti house price UK dan supermarket sales Jepang.

Tidak ada komentar: